W e l c o m e to ...
"Kebaya" (Javanese traditional dress) - Traditional Wedding Dress & Modern Wedding Dress - Traditional Dress - Hair do & Make up
Ngerik
Alat – alat yang harus disediakan :
Gunting kecil, pisau cukur, jungkat, air dalam waskom, kosmetik, cemoro, konde, kain sawitan, dan alas duduk untuk pengantin.
Kain sawitan adalah kain dan kebayanya sama.
Alas duduk untuk pengantin berupa :
Kloso bongko (tikar pandan kecil), daun kluwih, daun alang-alang, daun opo-opo, daun dadap srep, daun nanas, sindur bangun tulak kecil (warnanya biru putih), dan kain ½ m. Pada zaman dulu, alas duduk ini hanya diatur sesuai urutannya saja, yaitu tikar dibuka, diatasnya ditaruh daun-daun tadi, di atasnya lagi sindur bangun tulak kecik, diatasnya ditaruh kaim putih sebagai penutup.Tapi sekarang, tikar pandan dibelah sedikit untuk memasukkan daun-daunan lalu dijahit lagi. Kain putih diletakkan diatasnya, kemudian dijahit lagi. Cara modern ini kelihatan lebih rapi. tentang pilih yang lama atau yang modern, terserah anda.
JARWO DOSOK (Arti Kiasan)
1. Kloso Bongko (tikar pandan), sebagai alas/sebagai dasar.
Maksudnya sama seperti Negara kita mempunyai dasar, maka keluargapun juga harus mempunyai dasar.
2. Daun Kluwih = linuwih artinya lebih unggul.
3. Daun Alang-Alang = supaya tidak ada halangan.
4. Daun Opo-opo = supaya tidak terjadi apa-apa.
5. Daun Dadap Srep = sirep, tenang.
6. Daun Nanas = daun buah segar, semoga selalu segar bugar dan sehat. Jumlahnya ganjil 3 atau 5.
7. Sindur Bangun Tulak = tolak bahaya (untuk menolak bahaya)
8. Kain Putih = melambangkan kesucian.
Meratus Rambut
Alat-alat yang harus disediakan :
A. Pedupan/anglo khusus untuk meratus, pakai tutup.
B. Bubuk ratus
C. Gula pasir
D. Kipas
Cara Pelaksanaannya :
Yang melakukan adalah juru rias. Juru rias duduk dibelakang calon pengantin. Rambut disisir kebelakang. Handuk dibentangkan di atas kepala, kemudian anglo ratus yang telah diberi api ditaburi ratus dan gula pasir, diletakkan dibawah rambut. Diusahakan asap ratus harus mengenai rambut, gunanya handuk tadi untuk menahan supaya asap ratus jangan banyak terbuang keluar.
Meratus rambut ini dilakukan selama kurang lebih 20 menit (sampai rambut kering), selain untuk mengeringkan rambut juga untuk mengharumkan rambut.
Dan... Bagaimana dengan...
temu manten?
Dewasa ini, banyak sekali orang-orang muda yang mulai merintis karir sebagai perias pengantin.Tetapi jika kita mengacu pada adat istiadat pengantin Jawa, seorang perias yang belum 'mbubak' tidak boleh memimpin upacara temu manten. Mbubak artinya sudah mantu atau sudah menikahkan anaknya.
Beberapa teman pernah bercerita tentang sejarah dari beberapa perias muda yang mengalami nasib tidak baik. Saya juga tidak yakin apakah memang ada hubungannya, mengingat profesi mereka adalah perias pengantin Jawa.
Anda tahu jawabannya? Apakah ada alasan tertentu? Atau malah ada alasan magis di belakangnya?
Let's find the answer...
Rahasia di Balik Upacara Siraman Pengantin Jawa Tengah
Pada jaman sekarang, rias pengantin modifikasi mulai menjamur sebagai bagian dari berkembangnya jaman. Kita boleh saja melakukan modifikasi, tetapi dasarnya harus tetap kita jaga, sehingga style yang terbentuk tidak merusak akar budaya aslinya.
Pada zaman dulu, pada saat prosesi siraman, calon pengantin perempuan yang masih gadis sama sekali tidak boleh memakai atau dipakaikan bunga hidup, baik pada tubuhnya ataupun pada air siraman. Padahal… sekarang, seperti yang kita tahu, calon pengantin perempuan memakai kain untuk membalut tubuh kemudian ditutup dengan rangkaian melati hidup. Kadang ada juga yang memakaikan rangkaian melati di kepala calon pengantin bahkan air siraman juga diberi bunga hidup.
Sebenarnya, dulu, air siraman tidak dicampuri bunga, tapi hanya air saja. Memang belum diketahui mengapa demikian, saya sendiri masih menggali berbagai sumber tentang apa alasan calon pengantin perempuan tidak boleh memakai bunga hidup di tubuhnya.
Yang Terlupakan Pada Adat Pengantin Sala
Upacara dan adat istiadat pernikahan adalah suatu tata cara yang lazim dipergunakan dan dilakukan nenek moyang kita pada zaman dahulu sampai sekarang.
Yang terlupakan sebelum acara pernikahan adalah :
SURAT LAMARAN
Surat lamaran ini ditujukan kepada orangtua pihak putri. Pada zaman dahulu surat lamaran ditulis dalam bahasa Jawa dan huruf Jawa.
Kalau sekarang cukup dengan huruf latin dan Bahasa Indonesia. Tetapi ada baiknya kita tidak melupakan untuk menyertakan kata-kata mutiara dalam adat pengantin itu yang isinya merupakan harapan agar terkabul apa yang diharapkan. Seperti misalnya kata-kata mutiara berikut ini :
“Ngebun – Ngebun Enjing, Anjejawah Sonten” yang artinya :
Mengharapkan kemurahan hati dari orang tua sang putri sehingga boleh menyunting putrinya”
Surat lamaran lazimnya dibawa oleh kakak dari ayah atau ibu calon pengantin pria. Jika surat lamaran itu sudah diterima, orang tua calon pengantin putri harus menjawabnya. Isi balasan itu bisa berupa penerimaan atau penolakan, tetapi disampaikan dengan cara yang sangat halus.
Biasanya penolakan jarang terjadi karena sudah diatur dan disepakati bersama
Sehingga surat lamaran tersebut hanya merupakan suatu formalitas saja. Balasan ini harus diberikan ± ½ bulan setelah surat lamaran itu datang.
Jika balasan itu mengandung arti persetujuan, maka segera dilaksanakan pembicaraan untuk ritual berikutnya yaitu : Srah – Srahan.
Yang Menyenangkan Dalam Pernikahan Adat Sala
Kabarnya upacara Adol Dawet diadakan dengan tujuan supaya saat prosesi kerik tidak diburu-buru dan para tamu tidak bosan menunggu. Siasat datang dengan menyibukkan para tamu dan orang tua mempelai dengan kegiatan yang menyenangkan /fresh yaitu adol dawet. Supaya acara makin menarik, biasanya para tamu diberi benda sebagai simbol alat tukar untuk ’membeli’ dawet pengganti uang (ada yang biasanya dibuat dari batu bata atau pecahan genteng rumah yang dibentuk seperti lempengen bundar).
Ini simbol pengharapan agar saat acara resepsi banyak tamu yang datang.
Setelah selesai upacara siraman kemudian dilanjutkan pengantin dihalub-halubi. Bersamaan dengan itu, diluar rumah tepatnya di tritisan sebelah muka atau samping diadakan upacara adol dawet. Adol dawet dilakukan oleh ibu sebagai penjualnya dipayungi oleh ayah. Diiringi guyonan dari MC seolah mengingatkan orang tua mempelai akan kenangan masa mud mereka.
Para tamu diwajibkan membeli dawet dengan uang yang terbuat dari “kreweng” = pecahan genting.
Uang dari kreweng hasil penjualan tersebut dimasukkan dalam kendi (karung kecil). Kemudian disimpandi pedaringan.
Jual dawet ini dilaksanakan sebelum jam 12.00, menjelang memuncaknya matahari. Yang dinamakan “Gerak Memuncak” sebagai lambang “Perkembangan”. Hal semacam ini membuat suasana menjadi lebih akrab dan lebih meriah. Dalam suasana seperti ini membuat para tamu sangat berkesan.
Jual Dawet mempunyai makna, yaitu :
DAWET = Kmeruwet (supaya banyak pengunjung / banyak tamunya)
SIRAMAN
Siraman atau acara mandi keramas dimaksudkan untuk mensucikan calon pengantin. Siraman dilakukan 1 hari sebelum pernikahan antara pukul 11.00 – 12.00. Sebelum siraman dimulai, kita harus membuat sajen siraman.
Alat – alat untuk siraman :
1. Air tawar / air hangat yang telah ditaburi dengan bunga telon (mawar, melati, dan kantil)
2. Dua buah kelapa gading kuning yang diikat jadi satu, dimasukkan ke bak mandi.
3. Kosokan mandi : mangir.
Sebelumnya, pengantin harus sudah melakukan luluran badan 7 hari sebelum pernikahan.
Bahan lulur terdiri dari:
Klabet, waron, mesoyi, kayu legi, kayu cendana, kayu garu. Semua bahan ini ditumbuk, dipipis satu persatu lalu dicampur kemudian dipipis lagi sampai halus. Lulur ini dipakai oleh calon pengantin tiap hari.
Nenek moyang kita melakukan luluran ini 35 hari sebelum hari pernikahan. Sekarang, kita cukup 7 – 3 hari sebelum hari pernikahan. Sebelum nikah, pengantin harus menjalani sengeran atau dipingit selama 3 hari, tidak boleh kemana-mana.
4. Kendi diisi dengan air wudlu, londo merang, air asam atau santan yang diberi jeruk purut.
5. Dingklik yang dialasi kloso bongko, diatasnya diberi daun kluwih, daun alang-alang, daun opo-opo, daun dadap srep, daun nanas, kain putih ± ½ m.
6. Handuk, kain untuk ganti, atau daster.
Pelaksanaan Siraman
1. Calon pengantin memakai kain, kainnya boleh corak apa saja.
2. Sebelum siraman, calon pengantin melakukan sungkeman kepada orangtuanya. Setelah sungkeman, calon pengantin putri dihantarkan ke tempat siraman.
3. Calon pengantin duduk di kursi yang sudah dilapisi daun-daunan.
4. Yang memandikan adalah :
1) Ayah : mengenakan kain corak “Cakar”, baju beskap
landung, dan memakai destar.
2) Ibu : mengenakan kain corak “Cakar” kebaya yang
serasi dengan kainnya.
3) Eyang
4) Para pinisepuh, 3 - 5 orang
5) Yang terakhir : juru rias.
Yang memandikan berjumlah ganjil, 7 atau 9 orang. Setelah mandi dan keramas, kemudian dibilas dengan air asam/santan yang sudah diberi jeruk purut.
Langkah terakhir adalah diguyur dengan air kendi, kemudian kendi dipecah dengan mengucapkan:”Calon pengantin Wis Pecah Pamore”. Lalu rambut ditutup dengan handuk, kemudian calon pengantin ganti baju yang sudah disediakan. Upacara siraman selesai.
DOA SIRAMAN
Bismillah niatingsun ngedusi temanten, ancik-ancik watu gilang, banyune banyu suci, ciduke pulung sari. Disirami tanggal siji kaya tanggal sepuluh, disirami tanggal sepuluh koyo tanggal pat belas. Piturunane bok dewi pertimah. Piturunane widodari seketi kurang siji. Entukno pangestune dewi Suprobo, tumurune angalupo marang mbok pengantin. Tejo ono sangarepe simbar probo ono dadane mbok pengantin. Doa ini diucapkan, boleh juga tidak, tergantung kepercayaan masing-masing.
Setelah siraman selesai, pengantin putri harusnya digendong ayahnya menuju ke kamar pengantin. Tapi sekarang ritual ini dilakukan secara simbolis. Caranya : pengantin putri berjalan dibelakang ayahnya, sambil tangannya memegang pundak sang ayah menuju ke kamar pengantin. Ritual ini mempunyai arti yaitu : Ngentaske anak = mengentaskan seorang anak.
Srah-Srahan Dalam Pernikahan Adat Sala
Prosesi penyerahan seserahan dari calon pengantin perempuan ke calon pengantin wanita biasanya ada di setiap pernikahan. Seserahan atau srah-srahan atau peningset adalah pihak calon suami memberikan barang-barang kepada calon istri yang nantinya barang-barang tersebut dapat digunakan oleh calon istri setelah menikah nanti. Kelengkapan barang-barang seserahan juga tergantung dari kemampuan pihak calon suami.
Hari dan waktu srah-srahan harus sudah disepakati bersama. Dalam acara ini, keluarga dekat dan handai taulan akan diundang untuk menyaksikan. Srah-srahan bisa dilakukan kapan saja, tidak perlu mencari hari atau waktu yang baik.
Barang-barang yang akan diserahkan sebagai peningset adalah :
1. Pisang Ayu, suruh ayu, merupakan lambang “Sedyo Rahayu” artinya harapan untuk datangnya kesejahteraan.
2. Dua buah jeruk gulung (jeruk besar) melambangkan “Tekat yang bulat”.
3. Dua buah cengkir gading, artinya kenceng ing pikir, (perasaan yang tetap).
4. Dua batang, tebu wulung (tebu yang warnanya ungu), panjang ± 30 cm = anteping kalbu (ketetapan hatinya)
5. Kain batik tradisional yang namanya melambangkan cita-cita luhur seperti Sidomukti, Sidomulyo, dll.
6. Kain batik Truntum untuk ayah dan ibu, yang artinya tumuruntun/turun temurun atau berkembang.
7. Setagen putih terbuat dari benang lawe, lambang‘sandang’.
8. Padi atau beras, gula jawa, garam, empon-empon sebagai lambang ‘pangan’.
9. Boleh juga disertai uang.
10. Bisa juga disertai cincin, sebagai mas kawin sekaligus untuk tukar cincin.
Ada yang juga yang ditambah dengan beberapa pakaian putri yang bagus-bagus,
Srah-srahan ini diatur di atas baki, berlapis-lapis, rapi, bisa dibentuk binatang, bunga, dll. Pokoknya bagus, unik, indah dan menarik hati. Srah-srahan ini dibawa oleh rombongan calon pengantin pria untuk diserahkan kepada keluarga putri.
ATAU
wajib (baca: umum-nya ada)
* perangkat sholat: mukena, sajadah, Al qur’an.
* pakaian (jamuan) calon pengantin wanita: kain kebaya, kain batik (motif: sido mukti/ sido mulyo/ sido luhur/ sido asih), stagen, kerudung/jilbab, 1 set daleman, tas, sepatu.
* besan (jamuan): 1 set kain (motif: truntum*).
* ibu-besan: kain batik dan kain mori putih (sebagai kain pemesing*).
* pelangkah*: 1 stel pakaian; bisa ditanyakan agar yang diberi tidak kecewa.
* makanan: jadah, jenang, wajik; yang lengket-lengket supaya pasangannya lengket terus.
* buah: 2 buah jeruk gulung sbg lambang telah gemulung (bertekad bulat), Pisang ayu dan suruh ayu 1 tangkep; sbg lambang sedyo rahayu (sejahtera)
sekunder (baca: tergantung kemampuan)
* perhiasan emas: bisa digunakan untuk tabungan bagi istri.
* perlengkapan mandi: sabun, shampoo, handuk, body lotion, dll.
* perlengkapan rias: bedak, parfum, Manicure Set, dll.
* 1 set pakaian sehari-hari: 1 stel baju+bawahan formal + 1 set daleman + jilbab + sepatu formal + tas multi purpose.
* pakaian (santai/ tidur): 1 stel baju tidur, 1 set daleman.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah:
* barang-barang tersebut dikemas atau di-package.
* jumlah total kemasan (box) yang nantinya diserahkan harus ganjil.
Ada baiknya barang-barang tersebut dikomunikasikan dengan calon istri agar nantinya bisa digunakan oleh istri, jangan sampai nanti tidak digunakan karena salah ukuran, dll. Lebih enak lagi kalo pengadaannya dilakukan dengan calon istri. Kegiatan pengadaan ini ada kemungkinan membutuhkan waktu yang lama, apalagi jika waktu anda terbatas. So, mulailah belanja sedini mungkin agar milih-milih nya bisa tidak tergesa-gesa dan mendapat barang yang sesuai selera.
Nah, sekarang tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang ada. Tiap-tiap kelompok barang tidak harus lengkap. Jangan lupa merencanakan orang yang akan membawa nya nanti……
footnote:
* truntum: motif diambil dari kata tumaruntum atau bertumbuh, merupakan motif batik yang mesti dikenakan orang tua pasangan sehingga bisa memberi tuntunan dan nasihat.
* kain pemesing: gantinya kain milik nenek ketika dulu kita masih digendong nenek dan kita ompolin.
* pelangkah: jika pernikahan tersebut melangkahi kakak dari cpw – jumlah tergantung yang dilangkahi.
Setelah Srah-srahan : Pasang Tarub
Yang Terlupakan Pada Adat Pengantin Jawa Sala
Upacara dan adat istiadat pernikahan adalah suatu tata cara yang lazim dipergunakan dan dilakukan nenek moyang kita pada zaman dahulu sampai sekarang.
Tata cara tersebut tidak meninggalkan sopan santun, tata tertib serta ketepatan waktu yang baik.
Dalam hal ini kami uraikan tatacara mantu, yang biasanya akan didahului oleh suatu permohonan dari fihak pria yang berupa surat lamaran.
SURAT LAMARAN
Surat lamaran ini ditujukan kepada orangtua pihak putri. Pada zaman dahulu surat lamaran ditulis dalam bahasa Jawa dan huruf Jawa.
Kalau sekarang cukup dengan huruf latin dan Bahasa Indonesia. Tetapi ada baiknya kita tidak melupakan untuk menyertakan kata-kata mutiara dalam adat pengantin itu yang isinya merupakan harapan agar terkabul apa yang diharapkan. Seperti misalnya kata-kata mutiara berikut ini :
“Ngebun – Ngebun Enjing, Anjejawah Sonten” yang artinya :
Mengharapkan kemurahan hati dari orang tua sang putri sehingga boleh menyunting putrinya”
Surat lamaran lazimnya dibawa oleh kakak dari ayah atau ibu calon pengantin pria. Jika surat lamaran itu sudah diterima, orang tua calon pengantin putri harus menjawabnya. Isi balasan itu bisa berupa penerimaan atau penolakan, tetapi disampaikan dengan cara yang sangat halus.
Biasanya penolakan jarang terjadi karena sudah diatur dan disepakati bersama
Sehingga surat lamaran tersebut hanya merupakan suatu formalitas saja. Balasan ini harus diberikan ± ½ bulan setelah surat lamaran itu datang.
Jika balasan itu mengandung arti persetujuan, maka segera dilaksankan pembicaraan untuk ritual berikutnya yaitu : Srah – Srahan.
Tata cara tersebut tidak meninggalkan sopan santun, tata tertib serta ketepatan waktu yang baik.
Dalam hal ini kami uraikan tatacara mantu, yang biasanya akan didahului oleh suatu permohonan dari fihak pria yang berupa surat lamaran.
SURAT LAMARAN
Surat lamaran ini ditujukan kepada orangtua pihak putri. Pada zaman dahulu surat lamaran ditulis dalam bahasa Jawa dan huruf Jawa.
Kalau sekarang cukup dengan huruf latin dan Bahasa Indonesia. Tetapi ada baiknya kita tidak melupakan untuk menyertakan kata-kata mutiara dalam adat pengantin itu yang isinya merupakan harapan agar terkabul apa yang diharapkan. Seperti misalnya kata-kata mutiara berikut ini :
“Ngebun – Ngebun Enjing, Anjejawah Sonten” yang artinya :
Mengharapkan kemurahan hati dari orang tua sang putri sehingga boleh menyunting putrinya”
Surat lamaran lazimnya dibawa oleh kakak dari ayah atau ibu calon pengantin pria. Jika surat lamaran itu sudah diterima, orang tua calon pengantin putri harus menjawabnya. Isi balasan itu bisa berupa penerimaan atau penolakan, tetapi disampaikan dengan cara yang sangat halus.
Biasanya penolakan jarang terjadi karena sudah diatur dan disepakati bersama
Sehingga surat lamaran tersebut hanya merupakan suatu formalitas saja. Balasan ini harus diberikan ± ½ bulan setelah surat lamaran itu datang.
Jika balasan itu mengandung arti persetujuan, maka segera dilaksankan pembicaraan untuk ritual berikutnya yaitu : Srah – Srahan.
Pasang Tarub (Mendirikan Tarub)
Apa yang dimaksud dengan Tarub?
Read this artikel, you'll get the answer?
Pada zaman dahulu, belum ada gedung-gedung persewaan untuk resepsi manten seperti sekarang. Dulu, leluhur kita mendirikan tarub jika mereka akan mengadakan resepsi pengantin yang besar-besaran. Tarub ini boleh kita samakan dengan terop pada jaman sekarang. Tarub dibuat 3 - 7,5 hari sebelum resepsi dimulai. Tarub ini terbuat dari bambu untuk tiang-tiangnya. Sementara atapnya terbuat dari daun nipah (daun pohon aren). Daun nipah ini dianyam dan disebut Bleketepe. Biasanya tarub didirikan didepan, kanan – kiri pendopo, dan belakang rumah. Jika tarub sudah jadi, atapnya dihiasi dengan plisir gula kelapa. Plisir gula kelapa ini terbuat dari kain 3 lapis yang berwarna merah, putih, merah. Kemudian diberi hiasan buntal melingkar-lingkar menghiasi tepi atap.
Buntal terbuat dari daun-daunan. Tapi bukan sembarang daun. Ada 5 daun yang dipakai untuk bunta, yaitu: daun beringin, daun kroton, daun bayam-bayaman merah, daun pupus pisang, dan daun pandan.
Di bagian kanan dan kiri pintu masuk, dipasang 2 hiasan yang disebut Tuwuhan. Tuwuhan berasal dari kata tuwuh, artinya tumbuh.
Tuwuhan terbuat dari :
A. Satu batang pisang raja yang masih lengkap dengan satu tundun pisangnya. Tuwuhan ini dipasang di sebelah kanan pintu. Sedang yang sebelah kiri pintu juga dipasang satu pisang pulut yang masing lengkap dengan satu tundun pisangnya.
B. Dipasang cengkir, aturannya:
- Sebelah pintu : cengkir gading satu janjang.
- Sebelah pintu lagi : cengkir kelapa hijau satu janjang.
C. Tebu wulung, masing-masing satu batang.
D. Daun-daunan : daun kluwih, daun opo-opo, daun alang-alang, daun daun dadap srep, daun nanas.
Sedang para regol (pintu masuk) dihiasi dengan janur, hiaan janur merupakan tanda bahwa di tempat itu sedang diadakan acara mantu. Selain itu, janur ini juga dapat mempermudah para tamu untuk menemukan dimana tempat resepsi diadakan.
Arti Kiasan
Daun Beringin = Dapat melindungi (pengayom)
Daun Kroton = Maton (pendirian yang tetap)
Daun Bayam = Ati ayam (hati yang gembira)
Daun Pupus = Dipupus (iklas)
Daun Pandan = Sepadan
Pisang Raja = Semoga hidupnya kelak dapat bahagia seperti raja
Pisang Pulut = Supaya lengket terus
Cengkir = Kenceng ing pikir (tegas dalam pemikiran)
Kelapa Hijau = Lambang kesembuhan karena airnya dapat digunakan sebagai obat penawar
Kelapa Gading = Maksudnya supaya kokoh dan kuat pendiriannya seperti gading gajah
Tebu = Anteping kalbu (ketetapan hati)
Read this artikel, you'll get the answer?
Pada zaman dahulu, belum ada gedung-gedung persewaan untuk resepsi manten seperti sekarang. Dulu, leluhur kita mendirikan tarub jika mereka akan mengadakan resepsi pengantin yang besar-besaran. Tarub ini boleh kita samakan dengan terop pada jaman sekarang. Tarub dibuat 3 - 7,5 hari sebelum resepsi dimulai. Tarub ini terbuat dari bambu untuk tiang-tiangnya. Sementara atapnya terbuat dari daun nipah (daun pohon aren). Daun nipah ini dianyam dan disebut Bleketepe. Biasanya tarub didirikan didepan, kanan – kiri pendopo, dan belakang rumah. Jika tarub sudah jadi, atapnya dihiasi dengan plisir gula kelapa. Plisir gula kelapa ini terbuat dari kain 3 lapis yang berwarna merah, putih, merah. Kemudian diberi hiasan buntal melingkar-lingkar menghiasi tepi atap.
Buntal terbuat dari daun-daunan. Tapi bukan sembarang daun. Ada 5 daun yang dipakai untuk bunta, yaitu: daun beringin, daun kroton, daun bayam-bayaman merah, daun pupus pisang, dan daun pandan.
Di bagian kanan dan kiri pintu masuk, dipasang 2 hiasan yang disebut Tuwuhan. Tuwuhan berasal dari kata tuwuh, artinya tumbuh.
Tuwuhan terbuat dari :
A. Satu batang pisang raja yang masih lengkap dengan satu tundun pisangnya. Tuwuhan ini dipasang di sebelah kanan pintu. Sedang yang sebelah kiri pintu juga dipasang satu pisang pulut yang masing lengkap dengan satu tundun pisangnya.
B. Dipasang cengkir, aturannya:
- Sebelah pintu : cengkir gading satu janjang.
- Sebelah pintu lagi : cengkir kelapa hijau satu janjang.
C. Tebu wulung, masing-masing satu batang.
D. Daun-daunan : daun kluwih, daun opo-opo, daun alang-alang, daun daun dadap srep, daun nanas.
Sedang para regol (pintu masuk) dihiasi dengan janur, hiaan janur merupakan tanda bahwa di tempat itu sedang diadakan acara mantu. Selain itu, janur ini juga dapat mempermudah para tamu untuk menemukan dimana tempat resepsi diadakan.
Arti Kiasan
Daun Beringin = Dapat melindungi (pengayom)
Daun Kroton = Maton (pendirian yang tetap)
Daun Bayam = Ati ayam (hati yang gembira)
Daun Pupus = Dipupus (iklas)
Daun Pandan = Sepadan
Pisang Raja = Semoga hidupnya kelak dapat bahagia seperti raja
Pisang Pulut = Supaya lengket terus
Cengkir = Kenceng ing pikir (tegas dalam pemikiran)
Kelapa Hijau = Lambang kesembuhan karena airnya dapat digunakan sebagai obat penawar
Kelapa Gading = Maksudnya supaya kokoh dan kuat pendiriannya seperti gading gajah
Tebu = Anteping kalbu (ketetapan hati)
" Kratzone " versus " I.M.C "
bukanlah pesaing ........
Kunjungi alamat kami,
Jangan takut salah alamat,
bertanyalah.....
Kami akan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada anda.
Terima kasih.
Kratzone menyediakan jasa salon kecantikan yang berdiri sejak tahun 2000. Mungkin dari umur yang bisa dibilang masih muda ini, jangan membuat anda ragu-ragu untuk menggunakan jasa Kratzone, karena Kratzone sudah mempunyai relasi yang baik dengan menggandeng jasa Photo Graphic yang terkenal seperti Diana Photo.
I.M.C. menyediakan jasa pengetikan, print, dan design.
Oktober 2010, IMC menambah pelayanan penyediaan minuman dalam kemasan ANDA rasa buah dan ANDA air mineral yang dijual secara retail dengan harga yang cukup kompetitive untuk melayani toko-toko retail lainnya.
Kedua industri jasa ini bergerak dalam bidang yang sangat berbeda tetapi saling menyokong. Dalam satu wadah yang beralamatkan di :
Jl. Ngelom Gg.6 no.101 Sepanjang - Sidoarjo.
Kunjungi alamat kami,
Jangan takut salah alamat,
bertanyalah.....
Kami akan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada anda.
Terima kasih.
The best choice for the best deal
Cantik bisa berbagai macam tafsiran. Bayangkan Cube disamping orang bisa mengartikan dengan berbagai macam definisi. Cantik ala kratonizer didefinisikan dengan: "keindahan yang dibentuk oleh karakter seseorang baik itu secara lahiriah maupun batiniah".
Kratzone services membantu anda mewujudkan keindahan tersebut.
Dengan bermacam pelayanan, fasilitas, dan keunggulan ala kratzone anda akan tampil lebih sempurna bagai puteri keraton.
More better
Service and Result.
Be the best..........!
Price - More promo packet - Get the discount, up to 70% - Save your money ...
Operative date : Oct '10
Langganan:
Postingan (Atom)